Kisah Bripka Rohmad: Ujian Hidup Seorang Polisi Setelah Sanksi Demosi

Bripka Rohmad, seorang anggota kepolisian yang baru-baru ini menjalani sanksi demosi, mengungkapkan kondisi keluarganya di tengah perubahan karier yang menantang. Ia menuturkan bahwa dirinya bukanlah perwira tinggi, melainkan seorang anggota dengan tingkat prajurit yang mengandalkan sepenuhnya gaji bulanan dari institusi kepolisian untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

Kehidupan Keluarga di Tengah Ujian

Dalam pernyataannya, Rohmad menggambarkan situasi rumah tangganya yang sedang menghadapi cobaan. Putra sulungnya tengah menempuh pendidikan di bangku kuliah, sementara anak keduanya lahir dengan kebutuhan khusus di bidang mental. Kondisi ini membuat beban ekonomi keluarga bertambah berat, terlebih tidak ada sumber penghasilan lain yang bisa diandalkan selain gaji tetap dari pekerjaannya sebagai polisi.

Beban Tanggung Jawab dan Kejujuran

Rohmad menekankan bahwa seluruh upaya yang ia lakukan selama ini semata-mata karena menjalankan tugas sesuai perintah atasan, bukan atas keinginan pribadi. Ia menuturkan perasaannya sebagai anggota kepolisian tingkat bawah yang harus menanggung konsekuensi, sembari memastikan keluarganya tetap terurus. Ia juga membagikan kekhawatirannya atas nasib pendidikan anak pertamanya dan kesehatan anak keduanya, mengingat keterbatasan penghasilan usai dijatuhi sanksi demosi.

Baca Juga :  Puluhan Ribu Kendaraan Melintasi Tol MBZ Jelang Libur Maulid Nabi

Fokus pada Pemenuhan Kebutuhan Keluarga

Pendapatan dari gaji polisi menjadi tumpuan utama. Dalam situasi serba sulit, Rohmad menyebut tidak ada pemasukan lain yang bisa menopang ekonomi keluarga. Terlebih, pengeluaran rumah tangga tidak semata-mata untuk kebutuhan sehari-hari, namun juga untuk mendukung pendidikan dan perawatan anak dengan kebutuhan khusus.

“Saya hanya prajurit rendah yang harus menafkahi keluarga. Anak pertama sedang kuliah, anak kedua lahir dengan keterbatasan mental. Tidak ada penghasilan tambahan selain gaji.”

Sanksi Demosi dan Dampaknya

Usai menerima sanksi, Rohmad mengalami tantangan finansial yang lebih berat. Sanksi demosi bukan hanya berdampak pada aspek profesionalnya sebagai anggota kepolisian, tetapi juga membawa perubahan signifikan dalam kehidupan pribadi dan keluarga. Ketiadaan tambahan pendapatan memaksanya untuk lebih berhati-hati dalam mengatur keuangan rumah tangga.

Baca Juga :  Pergerakan Transfer Manchester United di Awal Musim 2025/2026

Pengakuan atas Posisi dan Tugas

Ia juga menyoroti bahwa tindakan yang menjadi alasan sanksi dilakukan atas dasar menjalankan instruksi, bukan inisiatif pribadi. Hal tersebut disampaikannya dengan suara emosional, menandakan beban psikologis sebagai anggota yang harus patuh pada sistem komando, namun juga bertanggung jawab pada kehidupan keluarganya.

Harapan untuk Masa Depan

Menghadapi situasi ini, Rohmad tetap berupaya tegar. Ia berharap dapat memenuhi tanggung jawab keluarga dan terus mendukung pendidikan serta kesehatan anak-anaknya. Kendati dihadapkan pada banyak keterbatasan, Ia mengedepankan niat baik sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab dan tetap berkomitmen pada tugas sebagai aparat negara.

Tantangan Ekonomi Akibat Sanksi

Kondisi finansial keluarga Rohmad kini lebih menantang. Dengan satu anak yang sedang menempuh pendidikan tinggi dan satu lagi membutuhkan perawatan khusus, tidak adanya penghasilan tambahan makin mempersempit ruang gerak ekonomi, sehingga manajemen keuangan sehari-hari menjadi aspek penting dalam menjaga stabilitas keluarga.

Baca Juga :  Pertandingan Liverpool vs Arsenal di Anfield: Info Streaming Liga Inggris 31 Agustus 2025

Penutup

Kisah Bripka Rohmad mencerminkan kenyataan yang dihadapi banyak anggota kepolisian tingkat bawah, yang tetap harus bertahan dan melanjutkan kehidupan keluarga walau menghadapi tantangan berat, baik dari sisi pekerjaan maupun kondisi ekonomi pribadi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *