Kebersamaan dalam menjaga persatuan dan keutuhan bangsa kembali ditegaskan oleh Muhammadiyah bersama sejumlah organisasi masyarakat Islam di tengah dinamika sosial terkini. Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, setelah pertemuan dengan Presiden Republik Indonesia terpilih, Prabowo Subianto.
Pertemuan Tokoh Islam dan Kepala Negara
Pada momen tersebut, sebanyak 15 organisasi masyarakat (ormas) Islam turut hadir dan berdiskusi. Mereka membahas beragam persoalan masyarakat yang berkembang dalam beberapa hari terakhir dan berupaya mencari solusi yang menjaga stabilitas sosial, persatuan, serta integritas nasional.
Menghadapi Dinamika Sosial-Adat dan Keagamaan
Kegiatan ini berlangsung atas dasar pentingnya membina kebersamaan antarumat beragama dan memperkuat solidaritas antarkelompok. Haedar Nashir menyampaikan bahwa pembicaraan dilakukan secara konstruktif, dengan menempatkan persatuan bangsa Indonesia sebagai tujuan utama.
“Melalui dialog terbuka dan musyawarah bersama, kami berhasil mencapai kata sepakat bahwa persatuan Indonesia adalah sesuatu yang mutlak dipertahankan oleh semua elemen bangsa,” ujar Haedar Nashir.
Peran Muhammadiyah dan Ormas Islam dalam Harmonisasi Bangsa
Peran Muhammadiyah selama ini dikenal aktif dalam upaya menciptakan suasana yang harmonis di tengah masyarakat. Bersama 15 organisasi lainnya, mereka menegaskan komitmen untuk terus berkontribusi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Haedar Nashir menambahkan bahwa setiap organisasi Islam diundang untuk mengedepankan prinsip moderasi serta memperkuat hubungan lintas komunitas. “Kami membangun komunikasi yang baik dengan Pemerintah, serta berupaya menjadi jembatan dalam menyelesaikan persoalan kebangsaan,” jelasnya.
Isi Kesepakatan Bersama
Kesepakatan yang dihasilkan dalam pertemuan tersebut menitikberatkan pada:
- Pentingnya menjaga kedamaian dan stabilitas sosial di masyarakat.
- Memperkuat dialog antarumat beragama sebagai cara mencegah konflik horizontal.
- Bersama-sama menolak segala bentuk provokasi dan aksi yang berpotensi memecah belah bangsa.
- Menghargai perbedaan sebagai kekayaan bangsa dan menjunjung tinggi nilai Pancasila.
Reaksi Pemerintah dan Harapan Ke Depan
Presiden Prabowo Subianto menanggapi positif inisiatif ormas Islam tersebut. Ia menyampaikan bahwa pemerintah akan mendukung segala upaya dialog lintas agama, serta memperkuat platform musyawarah nasional agar masyarakat semakin solid dan damai.
Haedar juga menyampaikan harapannya agar kesepakatan ini dapat menjadi motivasi bagi kelompok masyarakat lain untuk meningkatkan kolaborasi demi kemajuan bangsa dan negara.
Tantangan Menjaga Persatuan di Era Globalisasi
Kehadiran era digital dan globalisasi informasi membawa tantangan baru dalam menjaga harmoni sosial. Penyebaran berita bohong dan perpecahan kerap terjadi melalui media sosial. Karena itu, Muhammadiyah dan ormas Islam lain menyerukan pentingnya literasi digital dan penguatan karakter bangsa yang mengedepankan nilai-nilai toleransi.
Keterlibatan Seluruh Elemen Bangsa
Pertemuan antara ormas Islam dan kepala negara menjadi sinyal kuat bahwa kolaborasi antara masyarakat sipil dan pemerintah sangat dibutuhkan. Menurut Haedar Nashir, keutuhan bangsa tidak dapat dijaga hanya oleh satu kelompok saja, melainkan harus melibatkan seluruh warga negara Indonesia tanpa terkecuali.
Ia mengajak semua pihak, baik dari kalangan agama, suku, maupun elemen sosial lain, untuk bersama-sama menciptakan kondusifitas hidup bermasyarakat dan bernegara. “Gotong royong adalah ciri khas dan kekuatan bangsa ini yang perlu terus dihidupkan dalam jiwa setiap warganya,” katanya.
Pentingnya Dialog dalam Meredam Ketegangan
Dialog terbuka dan inklusif menjadi kunci utama dalam menanggulangi segala bentuk ketegangan di masyarakat. Dalam pernyataannya, Haedar Nashir menekankan bahwa organisasi keagamaan punya tanggung jawab moral untuk mengayomi dan memberikan contoh teladan dalam menciptakan perdamaian.
Ia berpesan agar seluruh pihak lebih bijak dalam menanggapi isu-isu yang berkembang, mengutamakan klarifikasi dan menyaring informasi sebelum mengambil sikap.
Konsolidasi Nasional Untuk Masa Depan
Kekompakan dan sinergi antarelemen masyarakat, utamanya organisasi berbasis keagamaan, diharapkan dapat menjadi fondasi kuat dalam mengantisipasi potensi konflik dan menjaga kesinambungan pembangunan nasional.
Muhammadiyah sendiri, beserta 15 ormas Islam yang tergabung dalam dialog tersebut, memastikan akan terus berkoordinasi dan menjadikan kebersamaan sebagai landasan kebijakan dan tindakan ke depan.
Pentingnya Pendidikan Karakter dan Toleransi
Pendidikan karakter disebut sebagai modal utama dalam menciptakan generasi penerus yang punya integritas, toleran, dan cinta tanah air. Ormas Islam didorong untuk lebih aktif menyelenggarakan kegiatan pendidikan yang menanamkan nilai-nilai moderasi, anti kekerasan, serta cinta damai.
Haedar Nashir juga mengingatkan pentingnya merawat keragaman, serta menghindari narasi yang memecah belah masyarakat atas dasar suku, ras, atau agama.
Penutup: Kolaborasi untuk Indonesia yang Harmonis
Pertemuan antara Muhammadiyah, 15 ormas Islam, dan Presiden Prabowo Subianto pada dasarnya menegaskan pentingnya persatuan dan keutuhan bangsa di tengah situasi sosial yang dinamis. Kolaborasi lintas elemen ini diharapkan dapat menjadi teladan nasional dalam membangun solidaritas, perdamaian, dan kesejahteraan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Referensi: Liputan6.com